Mugtama.com melaporkan, dalam sebuah pernyataan, Direktorat Jenderal Organisasi Imigrasi Turki membantah tuduhan bahwa Ankara telah mendeportasi beberapa Muslim Uighur dan memindahkan mereka ke Cina, dengan mengatakan isu tersebut tidak benar.
Pernyataan tersebut berbunyi: “Sebelas orang yang namanya dipublikasikan di media sosial dan diklaim bahwa Turki telah memutuskan untuk mendeportasi mereka, tiba di Bandara Ataturk Istanbul pada akhir 2018, dan setelah melakukan penyelidikan yang diperlukan terhadap mereka, diputuskan bahwa mereka adalah Turki Uighur dan diizinkan masuk ke negara itu.”
Sejak 1949, pemerintah Cina telah menguasai Turkestan Timur, rumah bagi minoritas Muslim Uighur, dan menamainya Xinjiang yang berarti "Perbatasan Baru". (hry)